Mencintai Penanda Dosa


 “Rabb Pencipta kami, telah kami aniaya diri sendiri. Andai Kau tak sudi mengampuni dan menyayangi, niscaya jadilah kami termasuk mereka yang rugi-rugi.”


Subhanallah ... Allahu Akbar ....

"The couple amazing words" yang dapat saya ucapkan untuk memuji keagunganNya .

Sungguh manusia benar-benar dalam keadaan lalai, mudah terjerumus kedalam dosa, cenderung pada kesenangan yang melenakan, akhirnya terperangkap dalam dosa.

Allah telah menciptakan manusia dengan khas,

bukan malaikat yang hanya mengenal kata "tunduk", bukan pula iblis sang pembangkang.

Tapi manusia memiliki sifat keduanya, yakni sifat fujur dan takwa, adakalanya sifat fujur lebih dominan, begitupun sebaliknya.

Jika bukan karena kemurahanMu ya ALLAH, sungguh kami benar-benar dalam kerugian.

***


Sangat miris membaca kisah yang di tulis oleh Salim A Fillah, Mencintai Penanda Dosa.

Kisah seorang akhwat yang berjuang untuk tegar dan ikhlas akan masa lalunya yang kelam. berusaha berdamai dengan situasi yang memojokkannya akibat dosa masa lalu. tapi masa lalu tak bisa kembali, dan hidup harus berlanjut. maka, tak ada pilihan selain menerima dengan sabar, dan kini ia sedang berjuang mencintai penanda dosanya.


Kisahnya berawal dari  niat sepasang calon pengantin yang hendak meninjau rumah yang kelak akan mereka tempati. kejadiannya tepat satu minggu sebelum pernikahan. Awalnya mereka akan pergi beserta ibu dan adik si ikhwan, namun karena suatu hal ibu dan adiknya tidak jadi menemani. Kemudian akhirnya mereka pergi ditemani oleh teman si akhwat, namun di tengah perjalanan temannya pun harus pergi karena suatu hal yang penting. Akhirnya  mereka pergi berdua menuju kerumah yang awalnya akan  menjadi surga bagi kehidupan rumah tangga mereka, namun kini menjadi awal dari malapetaka yang menimpa mereka.


Di rumah itu, mereka melakukan perbuatan laknat dan memalukan. Seorang akhwat dan ikhwan yang senantiasa bergelut dalam dunia dakwah dan tarbiyah, selalu menjaga diri dan izzahnya, ternyata bisa jatuh kedalam dosa. Mereka pulang dengan perasaan tak menentu, sampai akhirnya terjadi kecelakan, sang ikhwan meninggal di tempat kejadian dan sang akhwat mengalami koma sampai 4 bulan. Sadar dari koma sang akhwat malah mendapati kenyataan berat, karena ternyata ia hamil, mengandung hasil perbuatan laknat itu. Situasinya semakin parah karena keluarga sang ikhwan mencampakannya begitu saja, dan tidak percaya bahwa anak dalam kandungan sang akhwat adalah benih dari anak  mereka.


***

Salah satu hikmah yang dapat di ambil adalah jangan pernah meyepelekan dosa sekecil apapun, jangan biarkan pintu maksiat terbuka sekecil apapun sehingga memberi peluang syetan untuk melakukan muslihatnya.

Jangan pula menghakimi orang yang melakukan kesalahan, karena memang manusia tempatnya salah dan lupa.  Bahkan manusia sekaliber para nabi dan Rasul pun pernah melakukan kesalahan, namun Allah mengilhamkan untuk kembali dan memperbaiki diri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS